Jumat, 08 November 2019

Kalau Sapu Ijuk Jadi Andalan Ekspor

Apa Jalinan Yawadwipa dengan Keluarga Cendana?

, Jakarta - Chief Operating Officer Yawadwipa Grup of Companies Prasetyo Singgih menjelaskan walau masih terkait akrab dengan keluarga Cendana, dia memperjelas tidak ada terlibat keluarga bekas Presiden Soeharto itu dalam masalah bisnisnya, terhitung gagasan pembelian Bank Mutiara.

Singgih memang mempunyai “hubungan” dengan Keluarga Cendana. Kakaknya, Pratikto Singgih, ialah sisa suami Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto. “Kakak gw kan punyai anak (dengan Mamiek), jadi automatis jalinan itu tidak putus demikian saja,” katanya pada Tempo minggu kemarin.

Putra-putri almarhum Pak Harto, kata Singgih, sampai saat ini tidak pernah beralih pada keluarganya. Demikian juga sebaliknya. Sejak dari almarhum Ibu Tien masih tidak mati juga istri Pak Harto itu menginginkan jalinan yang sangat baik dengan besan-besannya.

Tetapi, keakraban dua keluarga itu tidak menyebar ke masalah usaha serta keuangan. “Tidak. Serta gw rasa aksi Keluarga Cendana tidak mencolok di bagian usaha. Kalaulah berjumpa, kami tidak pernah bicara mengenai kesempatan usaha,” kata Singgih.

Nama Yawadwipa tiba-tiba muncul ke permukaan. Perusahaan investasi asal Singapura yang baru berdiri pada 9 Januari 2012 itu, mengatakan siap beli Bank Mutiara seharga Rp 6,7 triliun. Angka itu sama dengan dana talangan yang dikocorkan pemerintah lewat Instansi Penjamin Simpanan (LPS) pada bank yang dahulunya bernama Century tiga tahun kemarin.

Penawaran ini mengagetkan. Pengamat perbankan menaksir harga lumrah bank sisa punya Robert Tantular itu, sekarang Rp 3 triliun sampai Rp 3,5 triliun saja. Tahun kemarin LPS mendiskualifikasi sembilan penawar Bank Mutiara sebab dipandang tidak jelas investor intinya.

Yawadwipa ada dengan teka-teki baru: angka Rp 6,7 triliun dipandang terlalu berlebih untuk satu bank memiliki masalah yang masalah politiknya serta belum selesai. Walau dengan tehnis gagasan Yawadwipa mengakuisisi Bank Mutiara dari LPS diperbolehkan, beberapa sangkaan merebak.

Fakta jika pembelian ini “murni bisnis” tidak cukup memberikan keyakinan khalayak. Ada yang curigai terlibat pemilik lama, ada juga yang mereka-reka sangkaan keterkaitan beberapa entrepreneur besar. Ada juga yang menyimpan syak, jangan-jangan ini pencucian uang.

BOBBY CHANDRA | ANDARI KARINA ANOM

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar